Spirit 100 Tahun Kebangkitan Nasional

Tidak terasa telah 100 tahun kebangkitan nasional berlalu. Dimulai dari tahun 1908 atau dimasa berdirinya organisasi massa pertama diIndonesia, Boedi Utomo, pergerakan kebangkitan nasional kita dimulai. Namun tahun 2008 ini, ketika telah seabad berlalu timbul pertanyaan. “Apa yang telah kita lakukan selama selang waktu tersebut?” Momen kebangkitan nasional memang sering kita peringati, pada tanggal 20 mei setiap tahunnya. Namun, banyak diantara kita belum bisa menyadari sudahkah kita benar-benar bisa menjadikan momen tersebut sebagai pembuktian untuk dapat mewujudkan Indonesia yang bangkit dari keterpurukan multidimensi, lalu disatu sisi, sadarkah kita bahwa kebangkitan nasional juga berperan sebagai dasar pemikiran untuk memperbaharui Negara kita kedepan, dan memajukan Negara kita ini.

Kebangkitan Nasional juga merupakan saat dimana kita, bangsa Indonesia berpikir kembali terhadap hal-hal yang telah lalu, atau mengevaluasi kembali perjuangan bangsa Indonesia dalam selang waktu tersebut.100 tahun mengarungi hidup sebagai suatu Negara Kesatuan bukanlah hal yang mudah. Banyak Hambatan dan masalah yang terus berdatangan, Masalah KKN, Perselisihan antar Etnik Budaya, hinga masalah yang bersifat internasional. Dan telah menjadi sebuah rahasia umum, generasi muda Indonesia kita telah kehilangan identitas kebangsaan, sehingganya penting bagi kita di hari kebangkitan nasional ini mengambil kembali identitas kita sebagai orang Indonesia.

Tahun ini,tahun lalu atau mungkin tahun-tahun berikutnya. Peringatan Kebangkitan Nasional hanyaakan sebatas sebuah peringatan hari nasional biasa, oleh karena itu bisakah kita menjadikan hari kebangkitan nasional ini sebagai salah satu dasar pemikiran untuk maju.Setidaknya menjadikannya sebagai salah satu momen untuk megevaluasi diri kita agar lebih baikdari yang sebelumnya. Peringatan, hari ini tidak lah hanya pada tanggal 20 mei saja, namun untuk bangkit selalu kita harus selalu menanamkan spirit itu dalam diri setiap saat, sehingganya Hari Kebangkitan Nasional kita tidak hanya pada satu hari,namun setip waktu kita dalam beraktifitas.

Spirit ini tentunya akan menjadi sebuah umpan balik bagi kita semua untuk maju.memajukan Negara kita tercinta. Spirit Nasionalisme Indonesia.

By: Valendton

Data Statistik IT Indonesia

Sulit sekali mencari data tentang IT di Indonesia! Ada tiga mahasiswa saya yang mencari data tentang beberapa hal yang terkait dengan IT di Indonesia, ternyata sulit. Kemudian mereka mencoba mencari data di perusahaan, yang ini terkait dengan data tentang masalah keamanan, ternyata juga sulit. Di luar negeri ada IDC, perusahaan yang spesialis tentang data IT. Apa lagi ya? Ada banyak kok. Mereka secara berkala menerbitkan data (statistik) tentang berbagai aspek IT. Misalnya, mereka memiliki data mengenai skala budget IT security di berbagai segmen industri. Atau, mereka memiliki statistik mengenai platform server yang digunakan di perusahaan. Masih banyak data lainnya.

Sayangnya di Indonesia belum ada. Eh, sudah ada ding.

Sebetulnya sudah banyak ide (dan bahkan sudah dijalankan) tentang perusahaan atau lembaga yang melakukan survey IT di Indonesia, tapi sayangnya sampai saat ini belum ada yang terealisasi. Kalaupun ada, datanya juga dimiliki sendiri tidak diberikan ke publik. Aduh … Memang soal ketersedian data ini repot sekali di Indonesia. Data mengenai Indonesia lebih banyak tersedia di (perpustakaan) luar negeri.

Nah, bagaimana dengan mahasiswa saya? Mereka terpaksa menggunakan data statistik yang ada di luar negeri, yang tentu saja tidak akan sama persis dengan kondisi di Indonesia. Beberapa “perbaikan” harus dilakukan (dengan asumsi tertentu). Apa boleh buat, the show must go on. Apa sekolah harus mandheg gara-gara tidak ada data?

By: Google

Sejarah Kebangkitan Nasional

Kebangkitan nasional adalah masa bangkitnya semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan 350 tahun. Masa ini ditandai dengan dua peristiwa penting, yaitu berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Masa ini merupakan salah satu dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli. Tokoh-tokoh kebangkitan nasional, antara lain: Sutomo, Gunawan, dan Tjipto Mangunkusumo, dr. Tjipto Mangunkusumo, Suwardi Suryoningrat (Ki Hajar Dewantara), dr. Douwes Dekker, dll

Selanjutnya pada 1912 berdirilah partai politik pertama Indische Partij. Pada tahun ini juga Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam (Solo), KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah (Yogyakarta) dan Dwijo Sewoyo dan kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera di Magelang.

Suwardi Suryoningrat yang tergabung dalam Komite Boemi Poetera, menulis Als ik eens Nederlander was (Seandainya aku orang Belanda), 20 Juli 1913 yang memprotes keras rencana pemerintah jajahan Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda. Karena tulisan inilah dr. Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryoningrat dihukum dan diasingkan ke Banda dan Bangka, tetapi “karena boleh memilih”, keduanya dibuang ke Negeri Belanda. Di sana Suwardi justru belajar ilmu pendidikan dan dr. Tjipto karena sakit dipulangkan ke Indonesia.

Saat ini, tanggal berdirinya Boedi Oetomo, 20 Mei, dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

By: Wikipedia